Langsung ke konten utama

Postingan

Dialog About Allah with Atheis People

Pada Zaman Imam Abu Hanifah hiduplah seorang ilmuwan besar, atheis dari kalangan bangsa Romawi. Pada suatu hari, Ilmuwan Atheis tersebut berniat untuk mengadu kemampuan berfikir dan keluasan ilmu dengan ulama-ulama Islam. Dia hendak menjatuhkan ulama Islam dengan beradu argumentasi. Setelah melihat sudah banyak manusia yang berkumpul di dalam masjid, orang kafir itu naik ke atas mimbar. Dia menantang siapa saja yang mau berdebat dengannya. Dan diantara shaf-shaf masjid bangunlah seorang laki-laki muda, dialah Abu Hanifah dan ketika sudah berada dekat di depan mimbar, dia berkata : “Inilah saya, hendak bertukar fikiran dengan tuan”. Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan diri karena usianya yang masih muda. Abu Hanifah berkata, “sekarang apa yang akan kita perdebatkan! Ilmuwan ATHEIS itu heran akan keberanian Abu Hanifah, dia lalu memulai pertanyaannya : 1.Atheis : Pada tahun berapakah Tuhan-mu dilahirkan?     Abu Hanifah : Al

Materi Tarbiyah Ma'rifatullah

A.   Muqaddimah  Ma’rifah berasal dari kata ‘arafa – ya’rifu – ma’rifah yang berarti mengenal. Dengan demikian ma’rifatullah berarti usaha manusia untuk mengenal Allah baik wujud maupun sifat-sifat-Nya. Manusia sangat berkepentingan untuk mengetahui siapa penciptanya dan untuk apa ia diciptakan. Karena itu, manusia pun mulai melakukan penelitian dan mencari-cari siapa gerangan Tuhannya. Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahim tentu tidak akan membiarkan kita terkatung-katung tanpa adanya pembimbing yaitu utusan-utusan-Nya para nabi dan rasul yang akan menunjukkan kita ke jalan yang benar. Maka di antara manusia ada yang berhasil mengetahui Allah dan banyak pula yang tersesat, berjalan dengan angan-angannya sendiri. “Maka berpalinglah kamu dari orang yang telah berpaling dari peringatan Kami dan dia tidak menghendaki, kecuali kehidupan dunia. Itulah kesudahan pengetahuan mereka. Sungguh Tuhanmu lebih mengetahui orang yang telah sesat dari jalan-Nya, dan Dia lebih mengetahui o

Lyric Letter Song - Wotamin

ROMAJI: Suki na hito to aruita basho mo Sono toki mita keshiki mo Furikarazu ima wo kakenuke Watashi wa nani to deau no Tachidomaru hodo imi wo tou hodo Kitto mada otona de wa nakute Ima miteru mono ima deau hito Sono naka de tada mae dake wo miteru Juu nengo no watashi he, Ima wa shiawase deshou ka ? Sore tomo kanashimi de Naite iru no deshou ka ? Demo anata no soba ni Kawara nai mono ga ari Kizuite inai dake de Mamorarete imasen ka ? Sugishi hibi ni omoi wo azuke Jikan dake tada oikaketeku Se ni yorisotta dare ka yume ni Furimukeru hi ga itsuka kuru no ka na Juu nengo no watashi he Ima wa dare wo suki desu ka ? Sore tomo kawarazu ni Ano hito ga suki desu ka Kedo itsuka shiranai Dare ka wo asuru mae ni Shibun no koto wo suki de Ieru you ni naremashita ka ? Taisetsuna na hito tachi wa Ima mo kawarazu imasu ka ? Sore tomo tooku hanare Sore zore ayunde imasu ka ? Kedo sonna deai wo Wakare wo kurikaeshite "Ima no watashi" yori mo

Pertukaran Pemuda Jepang-Indonesia dalam Pengurangan Risiko Bencana

Dua mahasiswa Ilmu Komputer Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) UPI yang menjadi anggota Bandung Disaster Study Group (BDSG) mengikuti Disaster Risk Reduction Youth Exchange Programe 2014, di Jepang, dari 23 Februari – 3 Maret 2014. Mereka mengikuti kegiatan berupa kunjungan ke institusi penanggulangan bencana di Jepang, home stay, dan workshop. Ketiga kegiatan tersebut masuk dalam program Pertukaran Pemuda Jepang-Indonesia dalam Pengurangan Risiko Bencana. Dua mahasiswa tersebut adalah Dian Sri Lestari angkatan 2012 dan Lucki Hersya Rachman angkatan 2010. Mereka berdua beserta yang lainnya mengunjungi beberapa institusi yang berkaitan dengan penanggulangan bencana di Jepang sebagai studi banding. Insitusi pertama yang mereka kunjungi adalah sebuah museum kebencanaan di Jepang. Lucki menjelaskan, bahwa di Jepang, kawasan bencana menjadi sebuah museum untuk diteliti patahan-patahannya, sehingga masyarakat Jepang dan dunia bisa mempelajari bencana ter

Postmortem CS Unplugged DINAMIK 10

Tanggal 9-11 Februari 2014 lalu saya bersama rekan-rekan Ilkom UPI berkesempatan untuk mengenalkan belajar ilmu komputer tanpa komputer ke khalayak ramai. Di postingan kali ini saya ingin menyampaikan postmortem-nya. Pendahuluan Apa itu Computer Science Unplugged? Computer Science Unplugged, atau CS Unplugged, adalah cara mengajarkan ilmu komputer tanpa komputer yang dikembangkan oleh Professor Tim Bell. CS Unplugged digunakan untuk menghilangkan batasan perlunya memprogram untuk mengeksplorasi “ide” dari ilmu komputer. Dengan menghilangkan batasan ini maka ide dapat dikenalkan dengan mudah, bahkan kepada anak-anak. Kenapa perlu mengenalkan CS Unplugged? Pendidikan Ilmu Komputer UPI merupakan program studi yang erat kaitannya dengan mengajarkan ilmu komputer. Namun selama ini masih ditemui kesalahan pemahaman akan “ilmu komputer” oleh masyarakat, yakni sebagai ilmu yang mempelajari menggunakan komputer (literasi teknologi). Pembelajaran yang masih dilakukan di sekola